UNGKAPAN-UNGKAPAN TENTANG COVID – 19 DALAM BAHASA JAWA PADA KALANGAN REMAJA DI NGANJUK JAWA TIMUR
Abstract
Ungkapan tradisional merupakan kristalisasi dari kebudayaan dan merupakan sumber pendidikan karakter yang layak dan siap ditransfer kepada anak didik. Dalam Bahasa Jawa, ungkapan tradisional meliputi paribasan, bebasan, dan saloka.
Adanya Covid-19 ini mempengaruhi banyak aspek di kehidupan masyarakat, salah satunya mempengaruhi Bahasa, termasuk bahasa daerah. Penulis melihat bahwa ada permasalahan yang timbul di bahasa daerah, terutama bahasa Jawa. Ada ungkapan-ungkapan tradisional dalam Bahasa Jawa yang tercipta di masa pandemi Covid-19 ini. Maka dari itu, dengan adanya penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana fungsi ungkapan-ungkapan tentang Covid-19 dalam Bahasa Jawa pada kalangan remaja di Nganjuk, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan tujuan agar penulis dapat mendeskripsikan ungkapan-ungkapan tradisional yang berupa kata-kata atau gambar tentang Covid-19 dalam Bahasa Jawa pada kalangan remaja di Nganjuk, Jawa Timur.
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ungkapan-ungkapan bahasa tradisional (bahasa Jawa) berfungsi sebagai nasihat, pesan, kritik, teguran, anjuran, harapan, dan sanksi. Sebagai contoh dari masing-masing fungsi tersebut, antara lain: (1) ungkapan berisi nasihat, seperti “Ayo nggawe masker, ben ora kena virus corona” (Ayo memakai masker, agar tidak terkena virus corona); (2) ungkapan berisi pesan, seperti “Ayo nerapne protokol kesehatan kanggo nyegah ngrembakaning covid” (Ayo menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah meluasnya covid); (3) ungkapan berisi kritik, seperti “Aja ngrungokne aturane pemerintah, covid kuwi ora ana” (Jangan dengarkan petunjuk pemerintah, covid itu tidak ada); (4) ungkapan berisi teguran, seperti “Gak usah nggawe masker, metune cedhek ae” (Tidak perlu memakai masker, keluar dekat-dekat saja); (5) ungkapan berisi anjuran, seperti “Jaga jarak awake dhewe karo wong liya ben ora ketularan virus corona” (Jagalah jarak kita dengan orang lain agar tidak tertular virus corona); (6) ungkapan berisi harapan, seperti “Yen rajin nyuci tangan, urip tetep sehat” (Jika rajin mencuci tangan, hidup akan tetap sehat); dan (7) ungkapan berisi sanksi, seperti “Sing nglanggar prokes bakal didohi warga desa” (Yang melanggar prokes akan dikucilkan/ dijauhi warga desa).
Kata kunci: ungkapan tradisional, Bahasa Jawa, covid-19, remaja