WACANA RADIKALISME ISLAM DI TENGAH PERSPEKTIF OKSIDENTALISM DAN POSKOLONIALISM

  • Gigih Wahyu Pratomo IAIN KEDIRI
Keywords: Radikalisme, Orientalisme, Oksidentalism, Postkolonialisme, Konstruktivism

Abstract

Secara garis besar, pokok masalah orientalism adalah pada kerangka metodologis keilmuwan barat, mereka berusaha mendoktrinasi perspektifnya kepada kaum timur supaya pandangannya lebih diterima, bahkan lebih dari itu mereka juga percaya bahwa ternyata kaum timur mereka aggab telah menyepakati pandangannya, sebab masih minimnya metodologi pengetahuan orang timur yang diangab belum bisa atau mampu untuk membantah dari hasil kajian dan teori barat tersebut. Menggunakan metode kajian pustaka kita bisa melihat dimana letak dasar singkronisasi dan awal mula terjadinya pembeda dari makna radikalisme.

Melalui konsep yang dibangun sebelumnya oleh para tokoh keilmuan sebelumnya, maka akan memberikan langkah runut untuk menarasikan letak masalah yang terjadi. Sehingga memunculkan kaidah yang sesuai untuk menjawab persoalan tersebut. Seiring dengan minimnya wacana tandingan dari Negara Timur terkait radikalisme, kerangka perpektif ilmiah barat seolah menjadi kebenaran atas fakta yang terjadi. Kerangka yang menempatkan alasan radikalisme sebagai perilaku yang keras dan identik dengan karakter dunia Islam sangatlah tidak mendasar secara ilmiah. Bahwasanya upaya mensimbolkan orang-orang timur sebagai manusia yang arogan dan kasar, bahkan tidak suka menerima perbedaan sebagai tindakan radikalisme.Kajian poskolonial dan oksidentalism dapat menjadi pilihan logis untuk membongkar makna radikalisme yang sudah hadir. Secara metodologis dengan meletakkan kembali makna awal radikalisme, bisa didapatkan sebuah gambaran sepihak dominasi wacana radikalisme yang sering kali paradoks, hingga memunculkan kekuatan yang masif dan mendominasi sebagai efek latency-nya .

References

Allen A., Forst R., Haugaard M,2014, “Power and reason, justice and domination: A conversation” , Sage:Journal of Political Power, vol 7
Al-Qaradhawi, Yusuf, 2001. “As-Sahwah Al-Islamiyyah Bayna Al-Juhud Wa atTatarruf’, Kairo: Dar asy-Syuruq
Ashcroft B., Griffiths B., Tiffin H., 1989. “The empire writes back: Theory and practice in post-colonial literatures”. London: Routledge
Ashcroft, Bill, dkk, 2003, “Menelanjangi Kuasa Bahasa (Teori dan Praktik Sastra Poskolonial)”, Yogyakarta, Qalam
Asy’arie, Musa, 2002, “Filsafat Islam :sunnah Nabi dalam Berpikir”, Yogyakarta Lesfi
Azyumardi Azra,1999,”Islam Reformis: Dinamika Intelektual Dan Gerakan”, Jakarta: Raja Grafindo Persada,)
Azwar, Asrudin & Maliki, Musa. (2019). “Oksidentalisme: Pandangan Hassan Hanafi Terhadap Tradisi Ilmu Hubungan Internasional Barat”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Buchori, Mannan, 2006, “Menyingkap Tabir Orientalisme”, Jakarta: Amzah
Budianta, M. ,2017. “Culture, power, and identity: The case of Ang Hien Hoo” Malang, Jurnal Ilmu Pengetahuan Budaya, WACANA, Vol. 18, No. 2
Daya,Burhanuddi, 2008, “Pergumulan Timur Menyikapi Barat : Dasa Dasar Okidentalisme”, Yogyakarta, SUKA Press,
Fauzi, Noer (penyt),2005, “Gerakan Gerakan Rakyat Dunia Ketiga”, Yogayakarta, Resist Book
Hanafi, Hassan, 2000,”Oksidentalisme: Sikap Kita terhadap Tradisi Barat”, Jakarta, Paramadina
Kementerian Agama,2014, “Tafsir Al-Qur‟an Tematik”, Jakarta,Kamil Pustaka
King, Richard, 1999, “Agama Orientalisme dan Poskolonialisme(terj.)”, Yogyakarta: Qalam
Linda Tuhiwai Smith, 1999, “Decolonizing Methodologies, Research and Indigenous People” , London: Zed Books
Lubis, Akhyar Yusuf, 2006, “Dekonstruksi Epistemologi Modern”, Jakarta: Pustaka Indonesia
Mohammed Arkoun,1997, Berbagai Pembacaan Al-Quran, (terjh. Machasin) ,Jakarta: INIS
Muchlis M. Hanafi, 2009 ,” Konsep Al-Wasathiyyah Dalam Islam” ,Harmoni 8
Published
2024-09-17
How to Cite
Pratomo, G. W. (2024). WACANA RADIKALISME ISLAM DI TENGAH PERSPEKTIF OKSIDENTALISM DAN POSKOLONIALISM. Jurnal Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam Dan Tasawuf, 10(2), 460-474. https://doi.org/10.53429/spiritualis.v10i2.1107