Anime Sebagai Komunikasi Dalam Membentuk Perilaku Interkasi Sosial
Abstract
Pentingnya hiburan dan budaya populer Jepang, terutama anime dalam membentuk interaksi sosial para penggemar (otaku) di Indonesia. Terutama dalam konteks budaya populer yang dinilai seharusnya hanya ditujukan kepada anak-anak. Meskipun budaya ini awalnya dianggap aneh dan kurang dimengerti, komunitas-komunitas seperti Japan Matsuri Surabaya muncul sebagai tempat bagi otaku untuk berinteraksi dan menjadi tempat di mana otaku dapat berinteraksi tanpa takut akan stigma dan merasakan kenyamanan dalam lingkungan sebaya.
Metode pendekatan kualitatif dan teori interaksionisme simbolik sebagai pisau analisis. Anime memiliki peran yang signifikan dalam membentuk perilaku interaksi sosial di kalangan otaku dalam komunitas tersebut. Penggunaan simbol-simbol dalam anime, seperti cosplay, karakter anime, dan elemen lainnya, memberikan pondasi bagi bentuk-bentuk interaksi sosial yang dalam dan bermakna dalam kelompok ini. Anime juga berperan sebagai media komunikasi yang kuat dalam membentuk perilaku interaksi sosial di kalangan otaku dalam Komunitas Japan Matsuri Surabaya
Downloads
References
“Most Popular Animation TV Series/TV Mini-Series,” http://www.imdb.com/. Diakses pada 6 Oktober 2022
Mutiara Cahya Aghnia, “Perancangan Anime Community Center,” Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain 1, no. 1-19
Volker Grassmuck, (1990) ‘I’m Alone, but Not Lonely’: Japanese Otaku-Kids Colonize the Realm of Information and Media A Tale of Sex and Crime from a Faraway Place,” Mediamatic 5, no. 4
Mulyana Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), 282.
Poloma Margaret, (2004) Sosiologi Kontemporer (Jakarta: Pt Raja Grasindo Persada,
Copyright (c) 2023 M. Alfin Fatikh, Irfan Ramadhani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.